Selasa, 11 Desember 2012

Belajar dan Mengajar Secara Kreatif

Pengertian Pembelajaran Pengembangan Kreatif
Proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Menciptakan linkungan belajar yang kondusif/ bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan pengetahuan dan sikap untuk hidup.
Manfaat Pembelajaran Pengembangan Kreatif Bagi Anak:
· Belajar lebih efektif dan mendalam
· Anak lebih kritis dan kreatif
· Suasana dan pengalaman belajar bervariasi
· Meningkatkan kematangan emosional/sosial
· Produktivitas siswa tinggi
· Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan
Dalam pembelajaran kratif, terdapat teknk-teknik tertentu yang penggunaannya harus disesuaikan dengan fungsi dan tahap pembelajaran. 

Metode dan teknik kreatif berikut mengacu kepada model pembelajaran kreatif dari Treffinger (1980) yang telah disusun oleh Conny R. Semiawan (1997). Model pembelajaran kreatif oleh Treffinger dikelompokkan menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama adalah pengembangan fungsi pemikiran divergen; tingkat kedua adalah pengembangan proses pemikiran dan perasaan yang majemuk. Tingkat ketiga adalah keterlibatan dalam tantangan nyata. Uraian masing-masing dari tingkatan tersebut disajikan sebagai berikut:
Teknik-teknik Kreatif tingkat pertama
Teknik pemebelajaran tingkat pertama yang menekankan pada fungsi-fungsi divergen diantara lain menggunakan teknik pemanasan, pemikiran, dan perasaan terbuka, sumbang saran dan penangguhan kritik, daftar penulisan gagasan, penyusunan sifat, dan hubungan yang dipaksakan. Metode pembelajaran kreatif tingkat pertama ini mempunyai beberapa ciri umum sebagai beikut:
· Pengahiran terbuka (oopen endedess). Kegiatan-kegiatan pada tingkat ini menghendaki ditemukannya sejumlah kemungkinan jawaban. Bukan dikemukakannya semua jawaban yang benar.
· Penerimaan banyak gagasan dan jawaban yang berbeda. Konsekuensi dari bervariasinya jawaban yang diinginkan adalah ditemukannya jawaban-jawaban yang bervariasi, yang kadang-kadang ada yang tidak lazim, aneh, atau luar biasa. Terhadap yang demikian itu kita harus membina dan menghargai, sebagaimana kita menghargai gagasan yang wajar.
· Gagasan tingkat satu membina kita untuk menerima pandangan yang baru dan melihat melebihi pemikiran biasa atau pikiran yang terikat dengan kita.
· Guru bertindak sebagai kamera yang menangkap sebanyak mungkin dalam setiap situasi.

Beberapa teknik kreatif tingkat pertama seperti disebutkan diatas diuraikan sebagai berikut:
· Pemanasan
Teknik pemanasan ini pada intinya merupakan kegiatan peserta didik yang digunakan pada tahap awal pembelajaran. Tahap pemanasan ini mengupayakan adanya kondisi pelepasan pikiran peserta didik dengan cara pembebasan diri dari peraturan-peraturan dan hukum-hukum berpikir yang berlaku. Peserta didik dikondisikan untuk terbebas dari kebiasaan menjawab dengan tepat, dari batasan batasan-batasan waktu, serta diarahkan untuk lebih banyak menghasilkan ide.
Dengan kegiatan pemanasan tersebut diharapkan peserta didik sudah masuk pada suasana pemikiran yang siap untuk menelaah hal dan masalah baru yang akan dipelajari pada tahap pembelajaran berikutnya.
· Pemikran dan Perasaan Berakhir Terbuka
Teknik pemikiran dan perasaan berakhir terbuka ingin mengupayakan agar peserta didik terdorong memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara mengajukan pertanyaan dan memungkinkan peserta didik mengungkapkan segala perasaan dan pikiran sebagai jawaban. Adapun kegiatan pemikiran dan perasaan pengahiran terbuka dapat dicontohkan sebagai berikut:
· Andai kata
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan tentang situasi yang tidak benar atau sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
· Peningkatan suatu roduk
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pengungkapan pemikiran pengembangan atau peningkatan terhadap suatu kondisi yang telah ada. Contoh: Bagaimana cara memperbaiki cara belajar yang biasa dilakukan sekarang.
· Pemulaan yang tidak selesai
Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan suatu kondisi yang belum selesai atau belum sempurna, untuk dipikirkan kemungkinan penyelesaian atau penyempurnaannya.
· Penggunaan baru dari objek-objek umum
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu benda atau hal untuk dipikirkan fungsi lainnya dilain fungsi yang lazim. Contoh: tali sepatu, kancing baju, kumis, dan lain sebagainya.
· Alternatif  judul
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu stimulasi untuk dipikirkan judulnya yang tepat. Contoh kepada peserta didik diperlihatkan naskah sebuah cerita, lukisan, atau gambar-gambar tentang sesuatu.
· Membantu siswa atau anak mengajukan pertanyaan.
Kegiatan ini dilakukan mengingat pada biasanya siswa beranggapan bahwa gurulah yang banyak mengajukan pertanyaan dalam konteks pembelajaran. Disini siswa diberi kesempatan untuk memikirkan banyak pertanyaan. Melalui strategi pemikiran dan persaan terbuka ini diharapkan peserta didik akan terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan menguatkan minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran.

1 komentar: